Ibuku Dinikmati Instruktur GYM
Aku Rofi, mahasiswa pada umumnya yang punya dua orang tua super sibuk kerja dan satu adik laki-laki yang masih SD. Kami (Aku, ibu, dan adik) tinggal di rumah bertiga, karena ayah kerja di luar kota dan jarang sekali pulang, mungkin dia pulang hanya 2 hari dalam sebulan.
Di sini aku mau menceritakan perubahan ekstrim ibuku semenjak ikut olahraga di GYM. Ya perlu kalian ketahui bahwa ibuku bernama Siti, bekerja sebagai sebagai salah satu staff tata usaha di sekolah SMP di daerahku. Meskipun sudah punya dua anak, penampilan ibuku bisa dibilang masih seperti perawan, ia punya payudara yang cukup besar dan berkulit putih bersih. Wajah ibuku juga cukup cantik, tubuh langsing, dengan rambut yang lurus dan panjang hingga pantat, tapi rambut ibuku jarang kelihatan karena ia selalu memakai jilbab saat keluar rumah maupun bekerja, aku mengetahui rambut ibuku saat ia buka jilbab di rumah saja.
"Kenal Dunia GYM"
Ibuku bisa dibilang sebagai wanita yang cukup aktif, ia ikut beberapa perkumpulan, salah satunya senam. Jadi setiap Minggu, ibuku selalu ikut senam sore hari di salah satu rumah yang tidak jauh dari rumahku. Setiap pulang senam, ibu kerap ngobrol dengan teman-temannya di rumah.
Pada saat itu, salah satu teman ibu yang bernama Anita mengajak ibu untuk olahraga di GYM, dimana GYM yang dimaksud Anita adalah GYM yang biasa aku pakai. Oh ya, sedikit info, aku sudah satu tahun terakhir menjadi member di GYM tersebut.
Anita: Tii.. coba GYM yuk, barengin aku biar ada temennya
Ibuku: Di mana
Anita: Di sebelah pintu masuk perumahan ituloh
Ibuku: Lah itukan yang biasa dipakai anakku
Anita: Oh ya? Kamu juga olahraga di sana Fi? (Anita bertanya kepadaku saat aku asyik makan di depan TV)
Aku: Iya Tante, tapi ga sering ko, cuma kalo lagi pengen aja (Jawabku sembari makan)
Ibuku: Boleh deh kucoba, besok jemput ya kalo mau ke sana (Kata ibuku sembari menepuk pundak Anita)
Setelah satu Minggu berlalu, ibuku memakai pakaian senamnya yang super ketat, tapi masih menggunakan jilbab, aku kira ia akan berangkat senam, namun ibu bilang mau ke GYM bersama Anita.
Ibuku: Fi,, di rumah aja ya jagain adek, ibu mau ke GYM sama tante Anita
Aku: Iya Bu, (sembari diiringi suara motor Anita yang datang menjemput ibu)
"Awal Perubahan Ibu"
Sudah satu bulan lebih ibuku sering ke GYM, namun aku tidak pernah melihat ibu ketika di GYM, aku sengaja pergi ke GYM saat ibuku di rumah karena ingin tidak ingin terganggu dengan adanya ibu.
Setelah satu bulan ibu mengenal tempat GYM, ibuku tampak sedikit berbeda, terutama dalam urusan pakaian. Belakangan ini kulihat ibuku hanya memakai legging ketat dan kaos pendek saja saat pergi ke GYM. Aku cukup kaget dengan penampilan ibuku tersebut, karena ibu yang notabene bekerja di sekolah dan sebelumnya selalu memakai jilbab ketika keluar rumah.
Selain itu, ibu juga kerap pergi sendiri ke GYM, tanpa bareng Anita, padahal sebelumnya ibu mengaku malu jika tanpa Anita di GYM. Tidak hanya itu, ibuku juga lebih sering pergi ke GYM, yang sebelumnya cuma seminggu sekali, belakangan ini bisa seminggu lima kali dan dilakukannya di malam hari setelah bekerja.
Aku pernah menanyakan perihal ini ke ibuku, namun ibu menjawabnya dengan
santai dan biasa saja.
Aku: Bu pergi ke GYM lagi? (Sembari melihat ibuku yang sedang memakai sepatu di dekat pintu)
Ibuku: Iya fii, di rumah aja ya sama adek
Aku: Ko sering banget sih Bu, Rofi aja jarang
Ibuku: itu artinya ibu lebih kuat dari Rofi (sembari sedikit tertawa dan mengelus rambutku)
"Awal Keanehan Ibu"
Semua perubahan ibu yang dijelaskan di atas menurutku masih menjadi hal yang wajar dan tidak berlebihan. Namun, kewajaran itu dipertayakan setelah melihat ibuku pulang dibonceng Ramon. Ya, Ramon adalah pemilik sekaligus instruktur di GYM. Aku cukup kenal dengan Ramon, biasanya kupanggil om ketika bertemu di GYM, dia sudah punya istri dan dua anak yang duduk di bangku SD, meskipun sudah bapak-bapak, Ramon punya tubuh atletis selayaknya instruktur GYM, Ramon juga lumayan tinggi dengan kulit sawo matang.
Aku: Loh.. om Ramon? (Sapaku sembari membuka pintu untuk ibu)
Om Ramon: Eh Rofi, ko jarang ke GYM, ibumu aja sering loh.
Aku: Hehe, sibuk tugas kuliah om jadi kurang sempet ke GYM
Sembari ngobrol dengan ibuku membuatkan minuman kepada Ramon, setelah ibuku kembali ke ruang tamu, aku pun pamit kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas kuliah (Karena memang pada malam itu aku sedang belajar).
Namun, pada saat kembali di kamar, aku masih bisa mendengar percakapan ibuku dan Ramon, pasalnya kamarku dan ruang tamu cukup dekat. Mendengar kan percakapan ini dan Ramon sontak membuat kaget.
Ibuku: Eh sekarang udah bisa angkat beban lebih berat loh.. makasih ya bimbingannya
Ramon: Ahh, itu emang kan tugasku bimbing kamu di GYM
Ibuku: Besok klo ke gym lagi latihan apa ya?
Ramon: Latihan dada deh kayaknya, tdi kan udah latihan kaki
Ibuku: Siap deh ikut kamu aja,
Ramon: Oh ya, besok pakai BH aja ya atasnya, biar mudah bukanya
Ibuku: Ah bisa aja.. tapi klo buat kamu okedeh
Mendengar percakapan itu, otakku langsung dipenuhi berbagai macam pertanyaan, apa ibu ga tersinggung ketika diminta pakai BH aja oleh om Ramon? Apa maksud om Ramon biar mudah bukanya? Emang selama ini mereka ngapain aja di GYM?
Agar bisa mengobati rasa penasaranku, aku pun memutuskan akan ikut ke GYM saat ibuku pergi ke GYM nanti...
Berselang hari, ibu pulang kerja dari sekolah, waktu itu sudah sore sekira pukul 16.00 atau jam 4 sore, setelah menyapaku di ruang tengah, ibu tampak bersiap-siap untuk pergi ke GYM. Pada waktu itu, ibuku memakai celana legging ketat dan jaket Hoodie, rambutnya yang panjang diikat hingga tampak setengah panjangnya.
Pikirku, aku akan ikut ibu ke GYM, aku penasaran dengan apa yang dilakukan ibu di GYM nanti, terlebih aku mendengar dengan jelas percakapan ibu dan Ramon soal BH kemarin. Aku pun berinisiatif mengajak ibu bareng ke GYM, namun ibu melarangku kali ini.
Aku: ke GYM Bu? Bareng yok sama Rofi..
Ibuku: Ehh jangan dulu fii, kalo mau ke GYM besok sendiri aja, sekarang kamu di rumah dulu jaga-jaga kalo adekmu pulang les nanti
Aku: Loh buk kan enak sekalian bareng
Ibuku: Jangan fii, gantian ya kalo ke GYM, di rumah harus ada orang, kan kamu tau adekmu ga bisa kalo ditinggal sendiri
Aku pun pasrah dengan apa yang dikatakan ibuku waktu itu, karena memang benar jika harus ada jaga adek di rumah. Namun, aku masih bersikeras untuk ikut ibu, aku berencana diam-diam ke GYM, aku pikir meninggalkan rumah sore hari aman-aman aja, toh adek pulang les sore biasanya setelah Maghrib, jadi aku pikir masih punya waktu sedikit di gym, kemudian pulang untuk menunggu adek.
Ibuku pun pergi ke GYM, menggunakan motor matic yang juga sering aku pakai. Aku menunggu di rumah beberapa menit, kemudian aku bersiap dan berangkat menyusul ibu ke GYM. Sesampainya di depan GYM, aku pun dibuat kaget dan heran, pasalnya GYM sudah ditutup akses pintu masuk ditutup dan lampu-lampu teras yang biasanya selalu menyala tampak sudah pasam, padahal waktu itu masih pukul sekira 16.40 an, aku heran kenapa GYM sudah tutup padahal aku tau betul jika GYM milik om Ramon itu tutup kalau jam menunjukkan pukul 9 malam.
Tidak hanya sampai di situ rasa kagetku, aku pun dibuat kaget lagi setelah melihat motor matic ibuku terparkir di depan GYM, aku pun bertanya-tanya dalam pikirku, di mana sebenarnya ibuku? GYM sudah tutup, tapi ko motor ibu justru terparkir di depan seolah-olah ibu sedang nge-GYM.
Dalam keadaan bingung, tiba-tiba aku melihat pak Yono di dekat gang samping GYM, beliau merupakan satu satunya petugas kebersihan di GYM om Ramon. Aku cukup akrab dengan pak Yono, karena memang kita sering bertegur sapa saat berada di GYM. Aku pun menghampiri pak Yono dan bertanya, namun pak Yono tampak kaget dan tiba-tiba seakan menghindar dariku, padahal biasanya tidak seperti itu.
Aku: Eh pak Yon (Panggilku)
Pak Yono: Loh mas Rofi, sedang apa di sini? (Tanya pak Yono sembari mukanya agak kaget bertemu denganku)
Aku: Aku mau ke GYM pak, tpi ko udah tutup, tumben banget, masih sore loh ini
Pak Yono: Disuruh tutup sama pak Ramon mas, udah yaa aku mau bersihin belakang dulu...
Belum sempat aku bertanya alasannya, pak Yono tampak sedikit terburu-buru untuk menjauh dariku. Pada saat itu, aku hanya ingin tau alasan kenapa GYM tutup sore hari, aku tidak berpikir akan bertanya perihal keberadaan ibuku di GYM ke pak Yono, karena aku tau pak Yono belum mengetahui siapa ibuku.
Setelah bercakap singkat dengan pak Yono, aku pun memutuskan pulang. Aku masih penasaran keberadaan ibuku, tapi aku harus pulang supaya adikku tidak sendirian di rumah ketika pulang les nanti.
Sesampainya di rumah dan bertemu adik, aku mengerjakan tugas kuliahku sembari dibayangi rasa penasaranku soal ibuku. Sementara itu, adikku tampak tidak peduli dengan ibu yang dia pikir hanya main hp saja, aku paham karena memang adikku masih kecil yang tidak mungkin paham soal ini. Waktu pun terus berlalu hingga pukul 8 malam, adikku sudah tidur seperti biasa, namun ibu belum juga pulang, ini sungguh aneh karena ibu selalu pulang pukul 7 malam jika berangkat ke GYM sore hari. Aku pun sudah menghubungi ibu, tapi dia hanya merespon 'nanti pulang, gausah khawatir ibu'.
Sembari menunggu ibu pulang, aku pun rebahan di kasur ruang tengah sembari memainkan game ponselku. Tiba-tiba, pukul 9 malam, ada suara motor di depan, anehnya ada dua suara motor, jadi aku pikir di luar tidak hanya ibu. Benar saja dugaanku, ternyata ada om Ramon di luar, aku pun mencoba mengintip dari jendela, aku lihat om Ramon tampak menggunakan singlet olahraga pada waktu itu, sementara ibuku masih menggunakan pakaian yang sama seperti ketika berangkat. Setelah memarkirkan motornya, ibuku langsung menghampiri om Ramon yang masih ada di atas motor ninjanya, ibu tampak memegang pundak om Ramon, kemudian tangan kiri ibuku mengelus dada om Ramon, aku sungguh kaget melihat hal itu, aku baru tau kalo ibu dan om Ramon bisa berbincang-bincang sedekat itu, seakan-akan mereka suami istri, aku tidak mendengar apapun yang mereka bicarakan waktu itu karena jaraknya cukup jauh, namun Aku bisa lihat jelas mereka seperti bermesraan.
Setelah ibuku selesai berbincang, om Ramon pun langsung tancap gas pergi, aku langsung kembali ke ruang tengah, aku mencoba berpura-pura tidur di kasur ruang tengah, aku masih penasaran dengan ibuku sendiri, aku ingin tau gerak gerik selanjutnya. Usai masuk rumah an menutup pintu, ibu pun melewatiku, ibu pergi ke dapur, saat itu aku buka mataku dan melihat ibu sedang mengambil minuman di kulkas, aku bisa melihat jelas ibu di dapur karena ruang tengah searah dengan dapur.
Beberapa menit memantau ibuku sambil pura-pura tidur, aku pun dibuat kaget lagi. Setelah minum dari kulkas, ibu langsung membuka jaket Hoodie nya, tampak ibuk cuma memakai BH hitamnya pada waktu itu. Tampak jelas juga dua susu ibuku yang putih dan besar di belakang BH hitam itu. Perut putih ibuku juga cukup jelas, dan saat ibu mengangkat tangannya, tampak ketiak putih nya yang dihiasi bulu-bulu kecil nan halus, melihat hal itu, aku pun dibuat panas dingin hingga penisku tegang.
Aku kira, ibu tadi berangkat ke GYM menggunakan kaos kemudian dilapisi dengan Hoodie, ternyata oh ternyata ibu cuma pakai BH kemudian menggunakan Hoodie. Jadi benar, ibuku menuruti apa yang diminta om Ramon kala itu, yang mana om Ramon menyuruh ibuku untuk hanya memakai atasan BH saja ketika pergi ke GYM.
Aku pun kembali dibuat penasaran, apakah ibuku melepas Hoodie nya dan cuma memakai BH saat di GYM? Dan kenapa om Ramon yang meminta ke ibuku hal tersebut? Apa sebenarnya yang dilakukan om Ramon ke ibuku di GYM?
Aku ingin tau jawaban dari semua pertanyaan itu, dan aku yakin yang bisa memberi jawabannya adalah pak Yono, pasalnya pak Yono memang kerja dan tinggal di area GYM. Aku pun berencana mencari pak Yono dan membongkar yang selama ini belum aku ketahui tentang ibu...
"Ayah Pulang"
Keesokan harinya, ayahku pulang ke rumah. Seperti biasa kedatangan ayah selalu menjadi kabar gembira bagi keluargaku. Setiap kali pulang ke rumah, ayah selalu membawakan oleh-oleh, biasanya dia membawakan makanan ringan untuk adiku dan baju baru untukku. Biasanya, ibu jarang sekali dibawakan oleh-oleh ayah, namun pada hari itu ayah membawakan paket untuk ibuku.
Aku tidak tau apa paket yang dibawakan ayah untuk ibu, yang pasti ibu senang dan mencium tangan ayah pada saat itu. Yang aku ingat, ayah minta ibu lebih semangat untuk senam usai mendapatkan paket itu.
Ibuku: Makasih ya bii.. (Ibuku memanggil ayah dengan sebutan Abi)
Ayahku: Iyaa sayang, yang semangat ya senamnya!
Ibuku: Pasti Abii.. (Sambil tersenyum ke ayahku)
Aku sebenarnya tidak memperdulikan apa yang ada di dalam paket tersebut, pasalnya aku dan adik terlalu fokus menyantap makanan ringan yang dibawakan Ayahku. Namun, dalam hati kecilku, aku penasaran dengan apa isi paket tersebut.
Setelah tiga hari di rumah, ayahpun kembali berangkat ke kota lain untuk bekerja kembali. Aku pun kembali hanya bersama ibu dan adik di rumah saat ini. Aku merasa aneh dengan tingkah ibuku ketika ayah di rumah, pasalnya ibu tidak pergi ke GYM pada saat ayah di rumah. Padahal, pada saat itu adalah hari minggu, yang mana ibu pasti pergi ke GYM jika hari libur.
Namun, tiba-tiba setelah kepergian ayah pada pagi hari, ibu langsung berencana pergi ke GYM pada sore hari. Dengan setelah legging ketat dan jaket hoodienya, ibuku pergi ke GYM sore hari, dan kembali menyuruhku menunggu di rumah untuk menjaga adek, aku pun menurut pada saat itu.
Ketika ibu pergi ke GYM, tak sengaja aku kembali melihat paket yang diberikan ayah ke ibu pada beberapa hari yang lalu. Paket itu tambah sudah terbuka dan berada di dekat kamar mandi, aku pun mendekati dan melihatnya. Sungguh terkejut aku karena isi paket itu adalah dua pasang bra pantai dengan bahan kain yang cukup tipis, masing-masing berwarna biru muda dan merah gelap.
Dalam pikirku, aku bertanya-tanya apakah ibuku memakai bra saat pergi ke GYM tadi? Namun aku masih ingat, aku tadi sekilas melihat kaos warna putih di dalam hoodie ibuku sebelum berangkat. Jadi aku berpikiran positif saja, beranggapan bahwa ibuku memakai kaos saat olahraga di GYM.
"Ibu dan Om Ramon Berulah Lagi"
Waktu sore pun berjalan seperti biasa, aku berada di rumah main HP dan sedikit mengerjakan tugas-tugas kuliah, sembari menunggu adek pulang les.
Setelah jam menujukkan pukul 7, aku dibuat bingung lagi dengan ibuku, pasalnya ibuku belum juga pulang hingga larut malam. Aku pun memutuskan untuk kembali menunggu, aku menduga bahwa ibu ada urusan dengan om Ramon lagi, sama seperti beberapa hari yang lalu.
Dan benar saja, dugaanku benar sekali. Saat jam menunjukkan pukul 8 lewat 30, suara dua motor terdengar di depan rumah. Aku pun kembali mengintip dari jendela, aku melihat ibu datang dengan setelan pakaian yang sama seperti ia berangkat, namun aku dibuat kaget dengan penampilan om Ramon. Pada saat itu, om Ramon tampak menggunakan celana pendek dan kaos putih, yang mana aku tau betul bahwa kaos putih tersebut adalah kaos putih milik ibuku. Kaos putih bergambar bunga itu tampak cukup ketat dipakai om Ramon, secara badan om Ramon memang besar.
Aku dibuai rasa penasaran yang sangat mendalam, bagaimana bisa kaos yang tadi sore di pakai ibuku sekarang dipakai om Ramon? apakah ibuku buka baju di hadapan om Ramon ketika di GYM? Dengan rasa penasaran, aku mencoba kembali mengintai gerak gerik ibuku. Aku langsung kembali ke ruang tengah dan berpura-pura tidur di kasur ruang tengah seperti beberapa hari yang lalu.
Kemudian, saat aku sudah terbaring di kasur ruang tengah, terdengar suara langkah kaki ibuku dan om Ramon yang memasuki rumah. Ya benar! aku tidak salah lihat, om Ramon dengan santainya masuk rumah bersama ibuku, ibuku juga tampak senang dengan adanya om Ramon. Bahkan mereka berdua langsung berjalan mengarah ke bagian dapur untuk minum minuman dari kulkas rumahku. Sembari berpura-pura tidur, aku melihat ibuku dan om Ramon berbincang-bincang di dekat kulkas, ibu tampak berdiri dan om Ramon duduk di kursi, keduanya sama-sama memegang segelas meniman manis dari kulkas.
Setelah beberapa menit berbincang-bincang, om Ramon tiba-tiba membuka kaosnya, sekarang tampak om Ramon telanjang dada. Hatiku sungguh berdetak kencang waktu itu, aku pikir om Ramon akan segera memperkosa ibuku di dapur. Namun, ternyata tidak, om Ramon membuka kaos dan mengembalikan kaosnya ke ibu.
Om Ramon: Makasih ya kaosnya (Sembari tersenyum dan mengembalikan kos ke ibu)
Ibuku: Iya maaas,, (sambung ibuku dengan lembut), besok-besok bawa kaos sendiri ya!
Om Ramon: Ahh, enak ga pakai kaos lah, biar kaya kamu (sembali tersenyum genit ke ibuku)
Ibuku: Ahh bisa aja, aku loh pakai kaos terus, kan mass Ramon yang selalu bukain kaosku
Mendengar jawaban ibuku, aku merasa sangat kaget. Aku pikir, jadi selama ibu di GYM, ibuku ga pakai kaos, alias cuma pakai BH karena bajunya dibuka om Ramon. Setelah berbincang seperti itu, om Ramon pun keluar rumah dan pulang tanpa memakai kaos.
Setelah itu, aku kembali dibuat kaget dengan ibuku. Aku sebelumnya menduga bahwa ibu saat ini hanya menggunakan bra pantai yang dibelikan ayahku. Dan yaaa, benar saja! Setelah ku tunggu beberapa menit, ibu tampak masih di dapur dan membuka jaket hoodienya, aku melihat ibu hanya menggunakan bra pantai warna hitam. Jadi benar juga dugaanku jika ibuku tadi membuka bajunya di hadapan om Ramon ketika di GYM, pasalnya ibu tadi berangkat menggunakan kaos, sekarang pulang hanya pakai bra dan kaosnya justru dipakai om Ramon.
Melihat pemandangan ibuku di dapur, penisku pun tegang, aku terus memantau ibuku sembari berpura-pura tidur. Aku terus melihat body **** ibuku, tampak bagian payudara ibuku yang sangat terlihat jelas karena ia hanya menggunakan bra pantai, sehingga semua bagian susunya tidak tertutup sepenuhnya. Meskipun saat itu lampu rumah tidak menyala semua, sehingga tampak remang-remang, namun aku masih bisa melihat dengan jelas tubuh putih ibuku yang sedang hanya memaki bra pantai tersebut.
Aku yakin sekali jika ayah membelikan bra untuk ibuku agar ibu bisa nyaman memakai pakaian senam. Dan aku yakin sekali jika ayah tidak mengetahui apa yang dilakukan ibu di GYM.
Dengan hati yang penuh dengan rasa penasaran, aku bertekat memantau ibu ketika pergi ke GYM om Ramon lagi nanti. Namun, hal itu tampaknya akan sulit bagiku, mengingat bahwa ibu selalu memaksaku di rumah saja ketika ia pergi ke GYM.
Aku pun terpikir satu cara, yang man sempat terpikir beberapa hari yang lalu. Aku perlu bantuan pak Yono (Petugas kebersihan GYM yang kutemui beberapa hari lalu) untuk memantau aksi ibu di GYM.
Kebetulan sekali aku punya nomor WA pak Yono. Besok paginya, aku menghubungi pak Yono, aku mengajak pak Yono untuk ngopi dan nantinya aku berencana untuk meminta bantuan ke pak Yono. Pak Yono pun mau kuajak ngopi di salah saru warung, aku pun bertemu pak Yono di hari itu dan aku bilang ke pak Yono ...
"Kesaksikan Pak Yono"
Seperti yang aku bilang di part ke-3, aku bertemu pak Yono di sebuah warung kopi, saat itu aku tidak ada tugas kuliah dan pak Yono sedang libur. Kita ngopi sekira pukul 9 pagi, sementara ibuku dengan rutinitasnya yakni menjadi staff tata usaha di sekolah.
Ketika ngopi, pak Yono meminta penjelasan kepadaku mengenai maksud dari permintaan tolongku. Aku pun menjelaskan maksudku, namun pak Yono tampak kaget.
Aku: Jadi gini pak Yon, pernah tau orang ini di GYM ga? (Sambil menunjukkan foto ibuku yang ada di HP ku ke pak Yono, kebetulan aku punya foto ibu sendiri menggunakan seragam tata usaha)
Pak Yono: Loh!!! (Pak Yono tampak kaget dan sedikit gelisah)
Aku: Ko kaget pak? Tau gak pak Yono? (Tanyaku dengan penasaran)
Pak Yono: Tau mas Rof, tapi ga enak ngomongnya di sini
Pak Yono pun tiba-tiba mengajakku ke rumahnya. Rumah pak Yono ada di samping GYM om Ramon, namun agak ke belakang. Perlu kalian ketahui bahwa pak Yono merupakan perantauan dari Jawa Tengah, ia bekerja dengan om Ramon sudah lama, hingga diberi tempat sebagai rumah oleh om Ramon di dekat GYM.
Sesampainya di rumah, pak Yono mengajakku duduk di ruang tamu. Pak Yono pun penasaran kenapa aku bisa tau wanita itu (Ibuku).
Pak Yono: Mas tau dari mana kalo tante yang tadi suka ke GYM? (Sambil menunjuk foto ibuku di HP yang tadi), perasaan mas Rofi ga pernah ada di GYM saat tante itu di GYM
Pak Yono: Emang mas Rofi kenal siapa tante itu? (Tanya pak Yono dengan logat khas jawa tengahnya)
Aku: Aku kenal pak, makanya aku tanya ini, dan menurutku pak Yono juga tau wanita ini kan (Jawabku, aku sengaja tidak menjelaskan jika wanita itu adalah ibu kandungku, takutnya pak Yono malah sungkan untuk berbicara banyak)
Pak Yono: Jadi gini mas, tante itu namanya Siti, dia member di GYM, namun tidak seperti member wanita pada umumnya
Aku: Gak sama gimana pak? (Tanyaku dengan penasaran)
Pak Yono: Tante Siti sering ke GYM beberapa bulan ini mas, tapi setau pak Yon, dia selalu mendapat perlakuan khusus dari pak Ramon
Aku: Maksudnya gimana pak (Aku sedikit bingung dengan kata perlakukan khusus)
Pak Yono: Jadi, setiap kali Siti di GYM, om Ramon menyuruh pak Yono untuk menutup GYM
Aku: Ohh, jadi waktu itu pas ketemu pak Yono sore hari, itu sebenarnya ada wanita ini di dalam GYM Pak? (Tanyaku sembari mengungkit pertemuanku dengan pak Yono di depan GYM beberapa hari yang lalu)
Pak Yono: Iya mas, waktu itu pak Yon disuruh nutup GYM sama pak Ramon. Saya sebenarnya mau bilang alasannya ke mas Rofi waktu itu, cuma saya takut karena pak Ramon untuk tutup mulut terkait hal ini
Aku: Berarti, waktu ditutup itu, wanita ini masih di dalam GYM ya pak? (Tanyaku sembari kembali memperlihatkan foto ibuku ke pak Yono)
Pak Yono: Iya mas, masih! (Jawab pak Yono dengan sopan)
Aku: Di dalam GYM olahraga kan pak dia? (Tanyaku lagi dengan penasaran)
Pak Yono: Iyaa mas, tapii, ahh gimana ya...
Aku: Maksudnya pak? (Aku semakin penasaran)
Pak Yono: Olahraga bener sih mas dia, cuma ada hal-hal lain yang ga bisa pak Yono ceritain. Kalo mas Rofi mau, besok lihat sendiri deh waktu si tante datang ke GYM.
Aku: Emang boleh pak, pastinya aku gaboleh masuk kalo GYM ditutup
Pak Yono: Bisa ko mas, tapi hanya orang-orang pilihan
Aku: Haaah, maksudnya pak? (Aku penasaran dengan maksud orang-orang pilihan)
Pak Yono: Laah gimana yaa, wes besok kalo si tante Siti ke GYM aku kabarin deh mas, nanti coba mas main ke rumahku, nanti tak ajak ke lantai dua, di sana bisa jelas lihat area dalam GYM, meskipun tidak terlalu luas pandangannya
Aku: Boleh deh pak...
Setelah berbincang-bincang cukup lama, aku pun meninggalkan pak Yono dan pulang ke rumahku. Sembari perjalanan pulang, pikiranku sudah kacau dibuat penasaran oleh tingkah ibuku. Aku sangat penasaran, apa yang sebenarnya terjadi dengan ibuku di GYM selama ini, aku juga penasaran apa yang dilakukan om Ramon kepada ibuku.
"Pemantauan Ibuku Dimulai"
Tepatnya pada hari Rabu, ibuku pulang kerja dan langsung mandi. Sementara aku sedang santai tiduran di sofa ruang tamu, aku menang sedang tidak ada tugas apa-apa, jadi aku manfaatkan waktuku untuk sedikit beristirahat.
Setelah ibuku mandi, ia pun tampak dengan setelah pakaian biasanya (Legging hitam ketat dan Hoodie) hendak pergi ke GYM. Melihat ibuku, aku langsung teringat pak Yono, dan benar saja, tiba tiba pak Yono menghubungiku.
"Mas Rof, ini aku disuruh pak Ramon siap-siap tutup GYM, mungkin si tante Siti mau ke sini, coba mas Rofi juga langsung aja ke rumah kalo penasaran dengan apa yang akan terjasi," Isi pesan WA dari Pak Yono.
Usai membaca pesan Pak Yono, aku pun melihat dan bertanya ke ibu. Aku pantau dengan detail penampilan ibu, tampak ibu sepertinya kembali menggunakan bra pantai hitamnya, hal itu tampak jelas karena aku melihat ikatan tali di belakang leher ibuku.
Aku: Pergi ke GYM buk?
Ibuku: Iya Rof, di rumah aja ya kek biasanya (Jawab ibuku singkat sembari memakai sepatu olahraganya)
Aku: Oke Bu, siap
Setelah ibu berangkat, aku pun langsung bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Pak Yono. Saat berangkat, aku sengaja memilih jalur lain, supaya kemungkinan untuk bertemu ibuku kecil.
Sesampainya di depan GYM, aku sudah melihat bahwa GYM sudah tutup, dan sepeda motor ibu terparkir di depan GYM. Aku pun meneruskan sedikir perjalananku hingga sampai di rumah pak Yono yang aada di samping GYM. Pak Yono tampak berada di depan rumahnya, langsung menyambutku.
Pak Yono: Parkir sini aja mas motornya, si tante Siti sudah di dalam dan pak Ramon sudah nyuruh saya nutup GYM tadi
Aku: Sudah lama di dalemnya pak? (Tanyaku dengan penasaran)
Pak Yono: Mungkin sudah 20 menitan mas...
Aku: Ayo lihat pak..
Pak Yono: Mas Rof kalo lihat hal yang agak aneh jangan teriak yaa, kita ini mau sembunyi-sembunyi, karena om Ramon ga ingin orang luar tau apa yang terjadi di GYM
Aku: Oke deh pak Yon
Kami pun langsung ke lantai dua rumah pak Yono. Oh ya, rumah pak Yono tampak gandeng dengan GYM, dan lantai dua rumah pak Yono sebenarnya gudang untuk alat-alat GYM yang sudah rusak.
Sesampainya di lantai dua, aku pun bisa jelas memandang isi dalam GYM. Pak Yono mengajakku untuk tiarap ketika melihat ke dalam GYM, pasalnya jika aku berdiri sudah pasti orang yang ada di GYM bisa melihatku. Aku pun menuruti apa kata pak Yono. Aku dan pak Yono pun bersamaan merangkak sambil tiarap ke bagian agak depan, agar bisa cukup jelas melihat isi dalam GYM.
Saat sudah bisa melihat isi GYM, hatiku pun langsung dag dig dug dag dig dug, tubuhku panas dingin dan penisku mulai menegang, pasalnya aku melihat ibu kandungku berada di GYM dengan pakaian yang sangat terbuka, ibuku hanya menggunakan legging hitam ketat dan bra pantai hitam, sehingga susunya yang putih nan besar sangat jelas terlihat. Rambut panjangnya yang lurus diikat seperti ikatan rambut pramugari, sehingga punggung dan leher ibuku tampak jelas. Aku tidak menyangka saja melihat ibu kandungku yang kini sangat berani terbuka dalam berpakaian.
Yang membuat penisku semakin tegang adalah keringat basah di tubuh ibuku. Tubuh putih ibuku dihiasi keringat basah, baik di bagian dada, perut, maupun leher, rasanya aku pengen sekali mengelap keringat itu dengan tanganku. Keringat basah itu juga membuat bra pantai yang dipakai ibuku ikut basah seperti diguyur air, sehingga kain yang menutupi pentil ibuku tampak lengket dengan pentil ibu yang cukup menonjol.
Setelah melihat penampilan ibuku, aku pun dibuat penasaran dengan keberadaan om Ramon dan dua laki-laki lain. Dua laki-laki lain itu adalah Anton dan Gery, aku tau keduanya karena sempat bertemu saat nge-GYM, kurang lebih mereka berdua seumuran dengan ibu dan om Ramon. Aku pun mempertanyakan hal itu ke pak Yono.
Aku: Pak Yon, emang ga ada cewe lain ya biasanya?
Pak Yono: Gak ada mas, ya itu aja cuma tante Siti yang selalu di GYM saat GYM ditutup (Jawabnya dengan nada pelan sembunyi-sembunyi)
Aku: Emang mereka bermpat ngapain sih pak, cuma olahraga biasa aja kan?
Pak Yono: Iya mass olahraga biasa, cuma ada tambahannya
Aku: Tambahan apa pak Yon? (Tanyaku dengan penasaran)
Pak Yono: Lihat aja deh mas, nanti juga tau (Pada saat pak Yono ngo**** ini, ibu, om ramon, om Anton, dan om Gery memang sedang latihan beban sendiri-sendiri)
Aku: Okee deh pak aku tunggu..
Aku sebenarnya berniat menunggu karena ingin tau apa yang akan terjadi dengan ibuku, namun tiba-tiba HP ku muncul notifikasi pesan, yang tidak lain adalah dari adikku.
"Mas, dimana?? ga ada orang di rumah," isi pesan WA dari adikku. Sial sekali, aku harus menunda pemantauan aksi ibuku, aku juga tidak paham kenapa adikku pulang les lebih cepat dari biasanya, sungguh kondisi yang tidak ingin aku dapat pada saat ini, aku pun memutuskan untuk pulang dan pamit kepak Yono.
Aku: Pak aku pulang dulu ya, ada urusan mendadak
Pak Yono: Laaah, katanya mau mantau mas?
Aku: Lain waktu lagi aja deh pak, ini beneran mendadak
Pak Yono: Oke deh mass, hati-hati pulangnya ya
PS: Lebih ***** lihat Siti pakai bra aja atau pakai bra dengan basah keringat? Kasih tau yak ...
"Pengakuan ke Pak Yono"
Sehari setelah kejadian di GYM, aku tiba-tiba bertemu pak Yono di sebuah toko swalayan di dekat kampus ku. Pada saat itu aku memang sedang kuliah, kemudian mengunjungi toko swalayan tersebut usai kuliah untuk membeli minum.
Pak Yono: Ehh mas Rofi, ko di sini mas (Tanya pak Yono sembari memegang beberapa makanan yang akan dibelinya)
Aku: Ehh pak Yon, ini mau beli minum aja pak, justru pak Yon kenapa di sini, jauh loh ini dari rumah pak Yono
Pak Yono: Ituloh mas, aku dari pasar sebelah, sekalian tadi mampir ke sini buat beli beberapa barang (Pasar yang dimaksud pak Yono adalah pasar dekat kampusku, jaraknya cukup jauh dengan rumah pak Yono dan GYM)
Aku: Oalah, kalo aku emang sering ke sini pak, kan kuliah di situ tuh (Aku sambil menunjuk ke arah kampusku)
Pak Yono: Ohh, mas Rofi kuliah di situ ya ternyata
Pada saat bertemu pak Yono, aku langsung terpikirkan dengan kejadian ibuku di GYM beberapa hari lalu. Aku pun tersirat untuk menanyakan hal itu ke pak Yono, pasalnya aku tidak bisa memantau ibu pada saat itu.
Aku: Iyaa pak Yon, aku kuliah di situ, eh pak Yon gimana yang kemarin? (Tanyaku dengan penasaran)
Pak Yono: Yang apa mas? (Pak Yono justru penasaran kepadaku)
Aku: Yang di GYM itu loh pak! Masa ga ingat
Pak Yono: Ohh yang itu, emhh gimana ya mas, aku gaenak cerita di sini mas
Aku: Yaaah pak Yon, penasaran aku
Pak Yono: Gimana kalo kita cari warung kopi mas, biar enak ceritanya
Aku: Ayoo deh pak kalo gitu
Aku pun mengajak pak Yono untuk naik ke sepedaku, karena pada saat itu pak Yono naik angkutan umum, kita coba cari warung kopi untuk ngobrol. Aku sengaja juga ingin mengantar pak Yono pulang nanti, hitung-hitung sebagai rasa terima kasihku.
Saat boncengan dan mencari warung kopi, pak Yono meminta agar ngopi di warkop yang agak sepi. Aku gatau kenapa pak Yono ingin hal tersebut, namun aku gak ambil pusing, aku pun menuruti apa maunya pak Yono. Hingga pada akhirnya aku menemukan warkop yang sepi, di mana pada saat itu memang hanya ada aku dan pak Yono di warung tersebut, serta satu lagi mas-mas penjaga warungnya.
Aku: Jadi gimana pak yang di GYM kemarin? (Tanyaku ke pak Yono sembari tanganku mencoba menghidupkan api untuk merokok)
Pak Yono: Waah parah mas parah...
Aku: Parah apanya pak? Mereka berempat kemarin cuma olahraga biasa aja kan (Aku masih mencoba positif thinking kepada ibuku di GYM)
Pak Yono: Aku agak gaenak mas ceritanya, aku malah pengen mas Rofi lihat langsung aja deh... Tapi kalo boleh tau kenapa mas Rofi sangat ingin tau tante Siti? Mas Rofi suka cewek-cewek seksi ya? Atau mas Rofi kenal tante Siti? (Pak Yono justru bertanya balik kepadaku)
Aku: Ehh ga gitu pak, gimana yaa, aku juga agak malu bilangnya (Aku merasa canggung setelah ditanya pak Yono)
Pak Yono: Malu maksudnya gimana mas Rof?? (Pak Yono justru penasaran kepadaku)
Aku: Aku kasih tau tapi jaga rahasia ya pak (Pintaku ke pak Yono)
Pak Yono: Iya mas Gimana??
Aku: Tante Siti yang pak Yono maksud itu ibu kandungku
Pak Yono: Haah, Astagfirullah... tenanan mas (beneran mas)? (Pak Yono kaget sekali mendengar jawabanku, hingga kosa kata jawanya keluar)
Aku: Iyaa pak bener, tante Siti itu Ibuku, dia kerja di itu salah satu sekolah, akhir-akhir ini agak berubah setelah kenal GYM
Pak Yono: Astagfirullah, baru tau saya mas, yang sabar ya mas Rof (Kata pak Yono dengan halus sembari matanya masih tampak kaget dan tangan kanannya memgang pundakku)
Aku: Haah, yang sabar maksudnya gimana pak Yon? (Aku penasaran dengan kalimat pak Yon)
Pak Yono: Sebenernya, ibu mas Rofi di GYM itu sering.... (Pak Yono tampak canggung meneruskan kalimatnya)
Aku: Sering apa pak ibuku? (Tanyaku dengan rasa penasaran tinggi)
Pak Yono: Ahhh, maaf mas Rof, pak Yono memang ga pandai cerita soal ini, lihat sendiri aja deh kaya kemarin mas Rof
Aku: Yaah pak Yonn...
Setelah berbincang dengan pak Yono di warkop, hatiku gusar, pikiranku kemana-mana, rasa penasaranku dengan kelakuan ibu di GYM semakin tinggi. Namun, aku paham dan memaklumi jika pak Yono tidak bisa cerita, mungkin itu hal yang cukup berat baginya.
Akan tetapi, pak Yono janji ke aku, jika ibuku berada di GYM lagi, pak Yono akan mengajakku ke lantai 2 seperti waktu itu untuk memantau. Aku pun mengiyakan janji dari pak Yono tersebut.
"Ibuku Sudah Bukan Siti yang Dulu Lagi'
Sehari setelah ngobrol dengan pak Yono di warkop, aku pun kembali dengan rutinitasku, yakni kuliah di kampusku. Kukira hari itu akan berjalan biasa saja, namun yang tidak kusangka hari itu adalah hari di mana aku melihat kebenaran dari ibuku.
Saat jam istirahat, sekira pukul 12.30 siang, aku tiba-tiba mendapatkan notifikasi pesan WA dari pak Yono. Sembari merokok di kantin, aku kaget melihat isi pesan dari pak Yono yang berbunyi "Mas Rof, ibumu mas, ini sedang di GYM sama om Ramon, aku juga sudah disuruh nutup GYM, kesini mas!".
Mendapatkan pesan itu, aku pun bergegas meninggalkan kampusku. Sebenarnya, masih ada satu matkul lagi di kampus, namun aku lebih mementingkan rasa penasaranku akan ibuku. Jarak dari kampus ke GYM dan rumah pak Yono cukup jauh, namun aku yakin aku masih bisa memantau ibuku meskipun terlambat. Sembari bersepeda motor, aku merasa ada yang aneh, kenapa ibuku pergi ke GYM siang-siang? Bukannya masih jam kerja?
Sesampainya di rumah pak Yono, pak Yono pun menyambutku tepat di depan pintu rumahnya. Tanpa banyak ngo****, pak Yono langsung mengajakku ke atas atau lantai 2 untuk memantau ibuku yang ada di dalam GYM.
Pak Yono: Ayo mas buruan!
Aku: Ibuku udah di dalem pak?
Pak Yono: Sudah dari tadi mas, ini udah lebih 40 menitan malahan, ayo buruan
Aku pun melepas sepatu dan mengikuti pak Yono ke lantai 2. Seperti sebelumnya, pak Yono memintaku untuk merangkak tiarap ketika di lantai 2 nanti, agar tidak terlihat dari bawah. Aku pun mengiyakan apa yang dikatakan pak Yono tersebut.
Sesampainya di lantai 2, aku merangkak merayap sedikit ke depan untuk melihat isi di dalam GYM. Aku pun bisa melihat apa yang ada di dalam GYM, saat itu aku melihat ada om Ramon, om Gery, dan ibuku saja, tidak ada om Anton seperti kemarin.
Om Gery hanya memakai singlet biru dan celana pendek, om Ramon menggunakan kaos olahraga yang cukup ketat dan celana pendek juga. Sementara ibuku, belum jelas terlihat menggunakan apa, pasalnya ibu membelakangiku, yang tampak hanya ibuku memakai leging hitam ketat dan rambut panjangnya yang tidak diikat, sehingga rambut lurus hingga pantat trsebut menutupi leher dan punggung ibuku, pada saat itu ibuku sedang ngobrol dengan om Ramon.
Namun, aku masih bisa melihat bahu hingga tangan ibu tidak tertutupi kain, aku berasumsi jika ibuku kembali hanya memakai bra seperti waktu itu. Setelah menunggu mereka ngobrol, ibuku tiba-tiba memegang dan mencoba mengingat rambutnya, saat ibu mengangkat rambutnya, darahku saakan berhenti mengalir, aku merasa tegang melihat ibuku yang cuma menggunakan kemben pendek warna putih yang sangat tipis. Jika kemben itu dipakai dengan benar, maka bagian susu akan tertutup sempurna, namun ibuku tampak sengaja memakai kemben agak turun dan melihat bagian bawahnya, sehingga bagian atas payudara ibuku yang putih dan besar itu sangat terlihat, selain itu pusar dan perut putih ibuku juga sangat terlihat karena tidak tertutup sehelai kain pun.
Melihat hal itu, pak Yono tiba-tiba berbicara dengan nada pelan kepadaku.
Pak Yono: Berani banget ya ibunya mas Rofi
Aku: Iya pak, aku juga baru tau ini, sebelumnya selalu pakaian tertutup kalo kemana-mana
Pak Yono: Apa ga ingat anak dan suaminya yaa, ko sampe begitunya di
depan laki-laki lain...
Aku pun terus memantau ibuku dengan pak Yono. Ternyata setelah mengobrol dengan Om Ramon, ibuku langsung pergi ke salah satu alat GYM, begitu pula om Ramon dan om Gery.
Saat ibu berjalan ke salah satu alat, ibu berjalan ke arahku, sehingga aku bisa lihat bagian depan ibu. Betapa kagetnya aku melihatnya, tampak dada dan sela-sela susu ibuku sudah basah keringat, hal itu membuat kemben yang dipakai ibuku juga basah. Aku tidak tau ibu kemben jenis apa, cuma aku melihat jika bahannya sangatlah tipis, pasalnya puting susu ibuku tampak jelas kulihat dari lantai 2.
Melihat keringat basah di dada ibuku, aku berasumsi jika ibu sedari tadi sudah berolahraga. Namun, kali ini iya kembali memgang alat untuk berolahraga, aku memprediksi jika keringat di tubuh ibu akan tambah basah. Sembari ibuku olahraga, aku dan pak Yono masih memantau di atas.
Dan benar saja prediksiku, setelah menyelesaikan salah satu alat olahraga kurun waktu 10 menitan, tubuh ibuku tambah basah dengan keringatnya. Saat mengankat tangan untuk mengingkat ulang rambutnya, tampak butiran keringat bercucuran dari ketiak, perut dan leher ibuku. Melihat hal itu, aku semakin panas dingin dan penisku sangat tegang, aku tidak tau kenapa aku suka sekali ketika melihat susu dan tubuh ibuku yang basah keringat.
Ketika ibuku masih mencoba mengikat rambutnya, om Ramon mendekati. Ini yang aku tunggu-tunggu, aku penasaran apa yang akan dilakukan om Ramon kepada ibuku yang tampak seperti orang yang sudah siap melakukan adegan film dewasa.
Om Ramon: Main lagi? (Tepat di depan ibuku dan sambil tangannya memgang pinggang ibuku)
Ibuku: Ahh kemarin kan udah, ihh nakal banget suami orang (Jawaban genit dari ibuku sambil memegang dada om Ramon)
Om Ramon: Jadi maunya apa buat hari ini? (Tanya om Ramon menatap ibuku)
Ibuku: Apapun ih tapi jangan dimasukin dulu itunya (Sambil memegang kontol om Ramon yang tampak membesar)
Mendengar jawaban ibu, om Ramon langsung memegang leher ibuku dan mencipoknya. Melihat hal itu, aku pun ikut merasa tegang, penisku mulai mengencang, aku merasa campur aduk, aku sebenarnya sangat menikmati adegan ini, tapi mau bagaimana pun aku sedikit tidak terima jika om Ramon melakukan hal itu ke ibuku.
Ibuku tampak tidak menolah ketika bibir om Ramon menancap di bibirnya, ibuku sangat menikmati, bahkan tangan ibuku pelan-pelang membuka kaos yang masih dipakai om Ramon hingga om Ramon telanjang dada.
Saat om Ramon sudah telanjang dada, om Gery tiba-tiba ikut mendekat ke ibuku. Dengan santainya, om Gery menyobek kemben ibukuyang tipis itu, sehingga saat ini ibuku sudah resmi telanjang dada di depan mataku. Setelah susu ibu yang sebesar kepala om Gery tidak tertutupi apapun, om Gery langsung menjilat dan meremas-remasnya, sementara itu om Ramon masih dengan cipokannya, pada saat itu aku melihat ibu tidak memberikan perlawanan apapun, ibuku pasrah tubuh putihnya dinikmati para instruktur GYM.
Aku: Pak Yon, ibuku begini terus ya kalo di GYM bareng om Ramon? (Tanyaku ke pak Yono sembari masih melihat keringat dan tubuh ibuku yang dijilati om Gery dan Ramon)
Pak Yono: Ya beginilah mas, tapi ini masih biasa..
Aku: Haah, biasa gimana pak, ini udah di luar batas untuk ibuku pak, dia sudah punya suami dan anak namun masih berani seperti ini (Jawabku dengan heran)
Pak Yono: Biasanya ga cuma dua orang yang menikmati tubuh ibumu mas Rof, juga ada waktu-waktu tertentu ibumu benar-benar diperkosa
Aku: Haah, diperkosa pak Yon? (Tanyaku ke Pak Yono dengan kaget)
Sekarang aku sudah tau apa yang selama ini dilakukan om Ramon dan ibuku di GYM. Sebagai anak kandung, aku masih belum bisa menerima fakta sepenuhnya bahwa tubuh ibuku telah dinikmati para instruktur GYM.
Semenjak mengetahui aksi ibuku di GYM dengan om Ramon waktu itu, aku sudah tidak lagi membuntuti ibuku. Meskipun ibuku tetap pergi ke GYM di kemudian harinya, aku sengaja diam saja di rumah, karena aku yakin ibuku terus melakukan hal tidak pantas dengan om Ramon dan aku pun tidak punya kekuatan untuk mencegah hal itu, aku hanya diam dan menerima fakta saja.
"Ayah Pulang Lagi"
Tepat di hari Sabtu malam waktu itu, ayahku pulang lagi, keluargaku pun penuh senyum dan rasa bahagia. Seperti biasanya, ayah selalu membawakan oleh-oleh, kali ini aku mendapatkan laptop baru, aku bersyukur karena laptopku pun sudah tua dan sering eror.
Untuk ibuku, ayah membawakan sepatu olahraga. Aku yakin jika ibu sengaja meminta hal itu kepada ayahku, sehingga ayah membawakannya.
Ibuku: Makasih sepatunya ya bii.. (Kata ibu dengan senyum bahagia kepada ayah)
Ayahku: Iyaa, semangat senamnya ya
Ibuku: Yang ini bukan buat senam bi, nih buat ke GYM
Ayahku: Loh, sekarang nge-GYM juga toh?
Ibuku: Iyaa bi... bisa kuat (Kata ibuku sembari sedikit tertawa)
Ayahku: Kapan mau nge-GYM lagi?
Ibuku: Besok kayaknya bii... mumpung libur juga
Ayahku: Yaudah deh, jangan aneh-aneh yaa, banyak bapak-bapak genit di GYM soalnya (Kata ayah dengan sedikit senyum ke ibuku)
Ibuku: Iyaa bi..
Mendengar percakapan itu, aku sedikit kaget, tumben sekali ibu berani ke GYM meskipun ayah di rumah besok. Aku pun berniat untuk mengikuti lagi ibu ke GYM besok, aku ingin tau apa ibu masih berani melakukan hal-hal tidak pantas di GYM saat suaminya di rumah.
"GYM Lagi GYM Lagi"
Hari Minggu yang cerah pun tiba, seperti biasa aku cukup santai dan rebahan saja jika akhir pekan kembali. Aku juga sering bermain game hingga siang. Namun, pada hari itu, aku harus bersiap-siap karena aku akan kembali mengikuti ibuku yang hendak ke GYM lagi.
Pada saat jam menujukkan pukul 12 siang, ibu tampak sudah siap-siap. Namun kali ini aku dibuatkaget dengan persiapan ibuku, yang biasana tidak menggunakan jilbab saat pergi ke GYM, kini ibuku tampak menggunakan jilbab olahraga, jaket hoddie, leging hitam ketat, dan sepatu baru pemberian ayah semalam.
Sebelum pergi ke GYM, ibu tampak berpamitan kepada ayah. Ayahku menawarkan antar jemput ke ibu, namun ibuku menolak dan ingin pergi sendiri saja.
Ibuku: Aku pamit ya bii.. ke GYM dulu
Ayahku: Iyaa, aku antar kah, nanti aku jemput juga?
Ibuku: Gausah bii, biasanya juga sendiri ko
Ayahku: Yaudah deh, hati-hati yaa
Setelah ibuku pergi, aku pun langsung bersiap menggunakan pakaian olehraga juga. Kali ini aku bertekad ingin masuk ke GYM, tidak lagi mengintip dari rumah pak Yono.
Tanpa basa-basi terlalu lama kepada ayahku, aku pun berpamitan dan bilang ingin main keluar, ayahku pun hanya bilang iya sembari masih menonton televisi pada saat itu.
Aku pun bergegas ke GYM, aku tidak ingin ketinggalan dengan ibuku. Aku justru makin penasaran dengan aksi ibu di GYM kali ini, pasalnya kali ini ibuku menggunakan pakaian tertutup, aku punya firasat baik jika ibuku hanya akan olahraga dan tidak melakukan hal-hal di luar batas seperti waktu itu.
Saat sampai di GYM, tampak pak Yono hendak menutup GYM, aku langsung mencegah pak Yono dan mengatakan ingin masuk juga.
Aku: Eh eeh pak, jangan ditutup, aku pengen nge GYM hari ini
Pak Yono: Tapi mass, ini perintah pak Ramon
Mendengar kegaduhan aku dan pak Yono di depan, om Ramon pun keluar dari GYM, disusul dengan ibuku di belakangnya yang masih menggunakan jilbabnya.
Om Ramon: Lohh Rofi... (Sambil menunjukku dan pandangannya ke arah ibuku)
Ibuku: Rof, bukannya kamu di rumah aja hari ini
Aku: Aku pengen nge GYM bu, lagian di rumah kan ada ayah, jadi aku ga perlu jagain adek
Ibuku: Tapi Rof, kamu kayaknya harus di rumah dulu deh hari ini, besok gantian nge GYM nya
Aku: Kenapa harus gantian bu, sekarang aja bareng gapapa, toh aku pengen nge GYM sekarang (Aku sedikit memaksa)
Ibuku: Yaudah beneran, tapi kalo ada apa-apa jangan bilang ke ayah ya, janji dulu sama ibu! (Tatapan ibuku sangat tajam)
Aku: Ada apa-apa gimana bu (Aku sedikit berpurapura tidak paham)
Ibuku: Yaah apapun, janji dulu sama ibu ya, diam aja kalo lihat apapun nanti
Aku: Iya bu, Rofi janji
Ibuku: Gapapa mas, biar dia tau gapapa (Sambil menatap om Ramon)
Setelah percakapan itu, aku pun dipersilahkan masuk GYM, dan kemudian pak Yono menutup GYM. Di dalam GYM, sudah ada empat orang, ada om Gery dan om Anton, dan dua lainnya aku tidak kenal, yang pasti itu temennya om Ramon.
Ditambah aku, om Ramon, dan ibuku, jadi ada total tujuh orang di GYM pada saat itu, Yang wanita hanyalah ibuku di GYM waktu itu.
Di salam GYM, kita pun berolahraga seperti biasa, aku mengambil alat-alat yang sering kupakai. Ibuku tampak berolahraga dan masih menggunakan jilbabnya. Sementara om Ramon tampak sudah melepas kaosnya ketika berolahraga, sehingga om Ramon telanjang dada.
20 menit berselang, om Ramon menghampiri ibuku, aku bisa melihat jelas itu, karena ibuku berolahraga di alat yang tepat berada di depanku.
Om Ramon: Apa ga gerah? (Tanya om Ramon)
Ibuku: Ya gerah dong, udah lumayan lama olahraganya juga
Om Ramon: Buka semua dong kalo gerah, biasanya gimana
Ibuku: Bukain dong aah
Mendengar jawaban ibuku, Om Ramon langsung membuka jilbab yang dipakai ibu, kini tambut ibuku yang setengah diikat tampak jelas. Setelah jilbab, betapa kagetnya aku karena om Ramon langsung membuka jaket hoodie ibuku. Setelaj jaket terbuka, ibuku kini hanya menggunakan bra pantai tipisnya dan leging hitam, dua susu putih ibu tampak sangat jelas dan besar di mataku, karena bra yang dipakai ibuku hanya menutupi putingnya saja
Aku pun berhenti olahraga ketika melihat penampilan ibuku, aku gusar, deg-degan, dan kaget melihat ibuku dilucuti oleh pria lain di hadapanku. Penis ku juga cukup tegang pada saat itu, karena aku melihat tubuh putih ibuku dengan sehelai bra yang sudah basah dengan keringat karena olahraga. Leher dan dada ibuku tidak henti-hentinya mengeluarkan keringat, sementara beberapa helai rambut ibuku tampak menempel lengket di punggungnya karena punggungnya sudah basah dengan keringat.
Setelah jaketnya dibuka, ibu pun tampak mengangkat tangannya untuk mengikat rambutnya dengan gaya ikatan pramugari, pada saat yang bersamaan om Ramon dengan lincahnya langsung melepas talian bra di leher ibuku, bra pun terlepas dan ibuku kini telanjang dada di depanku dan di depan pria lain.
Setelah ibuku telanjang dada, om Ramon langsung meremas dan memasukan susu ibuku yang besar ke mulutnya. Ibuku pun kemudian mendesah kencang, setelah om Ramon dengan brutalnya menyedot susu payudara ibuku.
Ibuku: Ehh Ahhh, pelan-pelan mas... (Sembari muka ibu yang cukup menikmati)
Melihat aksi om Ramon, Om Gery pun mendekat. Tanpa aba-aba Om Gery langsung menancapkan bibirnya ke bibir ibuku. Om Gery melumat bibir ibuku dengan nafsu tinggi, ibuku tampak memegang kepada om Gery dan menimmati lumatan bibir om Gery.
Sementara itu, om Anton, yang sedari tadi melihat pun mendekat. Om Anton tampak menghentikan aksi om Ramon dan om Gery, Om Anton meminta ibu untuk tiduran agar bisa dinikmati dengan nyaman. Dengan tanpa perlawanan, ibuku pun menuruti apa yang diinginkan Anton.
Kemudian, setelah ibuku terbaring dengan telanjang dada, om Gery kembali melumat bibir, ibu, Om Ramon melumat susu ibuku, sedangkan om Anton tampak memngankat tangan ibu dan menjilati ketiak ibuku yang dihiasi
sedikit bulu halus.
Setelah beberapa menit menikmati ibuku, Om Ramon pun langsung melepas legging ibuku, tampak jelas di depan mataku memek ibuku. Setelah itu, mereka bertiga pun bergantian menancapkan penisnya di memek ibuku yang sudah tidak ditutupi apapun itu. Oh iya, dua teman om Ramon lain yang aku tidak kenal tadi juga menikmati ibuku, mereka menjilat-jilat dan mencium tubuh ibuku yang sudah terbaring lemas telanjang dada.
"Ayah Ikhlas"
Pada waktu itu tiba akhir pekan, ayah di rumah seperti biasa, juga ibuku. Dalam anganku, aku mengira hanya aku yang tau kelakuan ibu di GYM, ayahku tidak, namun ternyata semua itu salah.
Pada malam hari ketika makan malam bersama, ayahku mengatakan pernyataan yang mengagetkan dan aku rasa cukup di luar nalar.
Ayah: Fii, udah selesai makannya? Ayah mau ngobrol
Aku: Ngobrol apa yah?
Ayah: Jadi gini, ayah tau Rofi menyimpan rahasia soal ibu biar ayah gatau, tapi sebenarnya ayah sudah tau semuanya fi
Aku: Maksudnya yah? (Tanyaku penasaran)
Ayah: Ayah tau apa yang ibumu lakukan di GYM fi, ayah tau semua itu
Mendengar jawaban ayah, aku terdiam membisu, badanku panas dingin dan merasa sangat kaget. Aku tidak tau bagaimana ayah tau apa yang dilakukan ibu, padahal menurutku ayah tidak pernah memantau ibu.
Ibuku: Maafin ibu ya fii, ibu tau yang ibu lakukan salah, dan seharusnya tidak memperlihatkan itu di depanmu (Ibuku yang sedari tadi diam di depanku tiba-tiba membuka mulutnya)
Ayah: Ibumu sendiri yang cerita sama ayah fi, ibumu tidak tahan lagi menutup-nutupinya, ibumu ingin ayah tau
Ayah: Ayah tau kamu ga terima melihat ibumu dinikmati pria lain, ayah juga begitu, tapi apa boleh buat, semua sudah kejadian
Aku masih terdiam membisu mendengar obrolan ayah dan ibuku. Aku melihat pandangan ayah yang tampak pasrah mendengar pengakuan ibu, oh iya ayahku memang lembut dan tidak pernah marah, bahkan aku heran dengan hal yang telah dilakukan ibu dengan pria lain pun tidak tidak marah, justru mengikhlaskan apa yang telah terjadi
Ayah: Rofii, nanti kalau tau apa yang dilakukan ibumu di luar sana, sudah jangan kaget ya, ayah ikhlas ibumu melakukan apapun, asal jangan sampai keluarga ini pisah
Dari pernyataan ayah, aku memahami bahwa ayahku sebenarnya tidak rela jika ibu dinikmati pria lain, namun ayah tidak ingin marah karena tidak ingin membuat keluarga kita berantakan.
Ibuku: Ibu janji rofii, ibu akan tetap jadi ibumu, apapun yang ibu lakukan di luar sana, ibu akan tetap kembali ke rumah dan menjadi ibu di keluarga ini
Setelah percakapan ini, banyak kejadian lain tentang ibuku dan om Ramon, namun jika aku ceritakan akan sangat membosankan karena kalian mungkin bisa menebaknya sendiri, yaaa benar, tubuh ibuku dinikmati beberapa kali.
Satu hal menarik lainnya, beberapa bulan setelah ini, ibuku meminta izin ayah untuk merantau ke kota lain dengan si Ramon, ibuku mau dijadikan petarung bebas wanita oleh si Ramon.